Demo Pengungsi Afganistan Berakhir Ricuh, Ini Kata Kapolresta PekanbaruĀ 

Selasa, 18 Januari 2022

Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Pria Budi (dok. Istimewa)

PEKANBARU, Riautribune.com - Aksi unjuk rasa ratusan pengungsi Afghanistan di depan Kantor International Organization for Migration (IOM) Perwakilan Pekanbaru diwarnai kekerasan dua belah pihak, pada Senin lalu (17/1/2022).

Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Pria Budi, turut menyayangkan aksi bentrok yang terjadi antara petugas dan imigran Afghanistan di depan Kantor IOM yang berada di Jalan Soebrantas, Pekanbaru tersebut.

Pria Budi menyebut pihaknya dalam hal ini sudah melakukan langkah persuasif untuk menenangkan massa yang terus memaksa masuk ke gedung perkantoran tersebut.

Sebelum insiden terjadi, mereka disebut sempat melakukan aksi anarkis dengan merusak fasilitas dan memblokade pintu keluar.

Aksi para pendemo ini ditenggarai lantaran buntut dari rekan mereka yang gantung diri akibat depresi tidak kunjung dipulangkan ke negara tujuan. Hingga akhirnya para pengungsi yang mencari suaka tersebut pun melakukan aksi demonstrasi.

"Kami pada dasarnya mengawal, mengantisipasi anarkis dan menjaga situasi kondusif. Namun para pengungsi tersebut sempat melakukan perusakan fasilitas, plang pintu dirusak dan ada pemblokiran jalan sehingga para pekerja dari perkantoran itu tidak bisa keluar," kata Pria Budi, saat dihubungi riautribune pada Selasa (18/1/2022).

Kombes Pria Budi mengungkapkan bahwa gesekan itu terjadi lantaran sudah ricuh dan mengganggu ketertiban umum. Pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga Kamtibmas pada saat kejadian tersebut.

"Saat itu ada sekitar 200 pengungsi Afghanistan yang melakukan unjuk rasa di gedung UNHCR di Komplek Perkantoran Riau Televisi Riau Pos. Kemudian, hingga siang dan sore, mereka memaksa masuk ke gedung, sementara jika ditampung semua itu tidak mungkin," tuturnya.

Kejadian tersebut pecah saat jam-jam para pekerja di komplek tersebut pulang sekitar jam 4, di mana para pengungsi menghalau jalan dengan memblokade dan sempat merusak fasilitas umum, sehingga keributan pecah.

"Kami tentunya mengawal dan menjaga situasi agar tetap kondusif," katanya.

Diakui Pria Budi, unjuk rasa para pengungsi yang mencari suaka tersebut sebenarnya sudah lama terjadi, sudah 5 tahun ini dan berulang kali. Namun aksi anarkis baru terjadi kemarin.

"Harapan dan imbauan kita ke depan, tentu jangan sampai terjadi anarkis lagi. Karena kami berupaya yang terbaik untuk menjaga kamtibmas," tutupnya. (Rey)